Langsung ke konten utama

Memulai Olahraga Lari


Memulai olahraga apapun perlu mulai belajar menikmatinya. Dan tentu harus dimulai dari yang sederhana dan mampu dilakukan. Langkah ini supaya tidak hanya berkutat pada pola latihan yang akan terlihat membosankan. Termasuk memulai olahraga lari. Termasuk pula olah raga bersepeda.

Olah raga lari kelihatannya sederhana. Dan memang sederhana. Hanya saja jika sudah berbicara pola latihan, target dan konsistensi menjadi tidaklah sesederhana kelihatannya. Namun masih tetap akan terlihat sederhana bila hanya sebagai gaya hidup sehat berolahraga. Cukup ada kemauan, siapkan sepatu yang nyaman untuk lari dan secara rutin melakukannya. Baru setelah itu melangkah ke target.

Kesederhanaan olah raga lari namun efektif untuk melatih kekuatan dan daya tahan fisik ini membuat olahraga lari kerap menjadi menu dasar latihan dari beragam olah raga lainnya. Baik itu olah raga atletik maupun permainan. Bagi saya sendiri yang saat ini menjalani hobi olahraga bersepeda, olahraga lari terkadang masih menjadi menu selingan.

Bagi yang ingin memulai olahraga lari hanya sekadar jogging ada beberapa tips sederhana ini yang bisa diperhatikan;


1. Memilih Sepatu yang Tepat

Bagi saya yang menjalani hidup sejak kecil hingga remaja di desa, kerap berlari kecil dengan teman-teman saat Minggu pagi menuju pantai tanpa bersepatu. Ini tidak menjadi masalah karena sifat pasir pantai yang lembut. Namun jika olah raga lari ini dilakukan tanpa bersepatu di perkotaan tentu tidak asyik. Selain tidak lazim, kaki juga berisiko sakit saat menginjak kerikil kecil atau benda-benda lainnya, seperti serpihan kaca, logam maupun paku.  Selain itu aspal di jalanan memiliki suhu yang dingin di pagi hari dan tetap panas di sore hari. Bila berlari tanpa sepatu pada pagi hari tentu tidak akan nyaman karena dinginnya aspal, sedangkan bila sore hari saat aspal masih panas telapak kaki berpotensi bengkak berair. Berlari dengan sepatu dijalanan, kaki akan lebih terlindungi.

Banyak pilihan sepatu untuk lari di pasaran. Harganya pun banyak yan terjangkau. Mulai dari Rp 200 ribuan hingga harganya yang lumayan keluaran dari produk brand kenamaan.

Saat memilih sepatu, pilihlah yang benar-benar pas dan nyaman. Sepatu yang pas yaitu sepatu yang saat dipakai tidak sempit dan tidak longgar. Saat dipakai pas di tumit dan tidak ada tekanan di ujung jari-jari kaki. Selain itu saat memasukan ujung jari telunjuk pada bagian tumit masih bisa masuk. Saat membeli cobalah untuk melangkah, sepatu itu terasa nyaman atau tidak atau konsultasikan dengan pemilik toko sepatu olah raga di kotamu.

2. Mulai Berlari dengan Nyaman

Bila baru memulai olahraga lari - apalagi bila sebelumnya jarang berolahraga mulailah dengan cara-cara yang nyaman. Lari yang nyaman adalah saat berlari tidak sampai nafas tersengal. Tetap bisa bernafas dengan teratur. Atau jika berlari bersama teman-temannya masih bisa ngobrol dengan baik. Kecepatan lari tidak perlu menjadi target. Bahkan ada banyak orang yang menjalani hobi lari, awalnya berlari dengan kecepatan yang sama atau lebih sedikit dengan orang yang berjalan cepat.

Bila nafas masih ngos-ngosan meskipun sudah berlari dengan kecepatan seperti orang berjalan cepat maka selingi  dengan jalan kaki, sampai ritme nafas normal kembali. Jalani dengan santai saja. Nah kalau sudah latihan beberapa kali dan berlari dengan kecepatan orang berjalan cepat sudah tidak lagi ngos-ngosan, tidak perlu diselingi dengan jalan kaki.

3. Jadwalkan Secara Rutin

Bila sudah memulai olah raga lari maka coba untuk melakukan secara rutin. Jangan berfikir jarak terlebih dulu. Semisal berlari 10 menit yang bahkan sudah di padukan dengan jalan kaki- sudah merasa lelah, maka cukupkan sepuluh menit dulu. Itu tidak masalah.  Yang perlu dilakukan adalah penjadwalan secara rutin semisal semingu tiga kali, dua kali atau minimal semingu sekali.


4. Secara Bertahap Naikan Jarak 

Jika sudah bisa berlari secara nyaman. Artinya dengan kecepatan lambat nafas tidak ngos-ngosan mulai secara bertahap menambah jarak secara bertahap. Tidak usah terburu nafsu, menambah jarak sekitar 10 persen dari jarak awal latihan sebelumnya sudah cukup bagus. Setelah jarak lari dianggap cukup semisal 2 atau 3 kilometer, maka baru secara bertahap belajar kecepatan. Intinya sama menambah sedikit demi sedikit kecepatan tanpa harus nafas terasa berat. Jika saat menambah kecepata nafas terasa berat atau ngos-ngosan kurangi lagi kecepatannya. (urbansport)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pilih Sepeda Lipat atau MTB, Ini Kelebihan Masing-masing

URBANSPORTI - Belakangan ini ragam sepeda kian banyak. Berevolusi sedemikian rupa. Banyak pabrikan berlomba-lomba menciptakan sepeda yang dinilai nyaman bagi penggunanya. Maka tidak elok bila menyebut jenis sepeda terbaik untuk olahraga bersepeda. Yang ada adalah jenis sepeda yang cocok dengan kita, sesuai dengan kebutuhan medan dan fungsinya. Maka membeli sepeda boleh pilih-pilih agar pas. Ada banyak jenis sepeda, berikut urbansporti menyajikan dua diantaranya. Sepeda lipat dan sepeda gunung. 1. Sepeda Lipat (Folding Bike) Sepeda lipat, sebagai mana namanya, memang didesain untuk bisa dilipat. Ada titik sumbu pada frame yang memungkinkan sepeda ini dilipat. Cukup kendurkan tuasnya lalu lipat. Ini membuat sepeda lipat irit ruang penyimpanan. Artinya tidak memakan ruang saat menyimpan di rumah maupun di tempat kerja. Bisa disimpan di bawah meja, almari, di bawah tangga atau di bawah meja kerja. Selain itu, setelah dilipat bisa dimasukan ke dalam bagasi mobil. Ini membuat sepeda lipat be

Bersepeda Jarak Jauh, Cukup Setel Gear di Posisi Nyaman

Orang yang baru memulai hobi olah raga sepeda biasanya akan dihadapkan pada beberapa pertanyaan. Salah satunya adalah untuk bersepeda jarak jauh enaknya pakai gear di posisi besar atau di posisi kecil?. Tentu pertanyaan ini untuk sepeda dengan gear berjenis multi gear ataupun single chairning dengan multi sprocket (cassettes). Seperti diketahui gear sepeda terdiri dari chairning (depan) dan sprocket (belakang) yang  dihubungkan dengan rantai. Sebagian sepeda dibantu dengan perangkat derailleur dan shifter untuk memindahkan gigi. Pada sepeda multi gear, jika chairning disetel pada gigi besar maka kekuatan kayuh (force) yang dibutuhkan lebih besar. Namun laju sepeda lebih kencang.  Sebaliknya bila sprocket diset pada posisi lebih besar, maka butuh kekuatan atau daya dorong kaki yang lebih kecil namun laju sepeda lebih lambat. Dan sebaliknya. Ada beragam kemungkinan kombinasi pemakaian gear pada sepeda. Tergantung jumlah chairning dan sprocket. Ada istilah 3x7, 3x9, 2x10 dan s

Mengenal 5 Merk Sepeda Lipat Berkualitas di Dunia

Sepeda Lipat ( folding bike ). (Foto: andrea piacquadio dari Pexels) URBANSPORTI-Sepeda lipat (folding bike) sejatinya didesain untuk menjawab kebutuhan masyarakat urban. Dimana hunian kian terbatas yang memungkinkan dengan melipat sepeda menjadikan penyimpanan lebih praktis. Melipat sepeda maka bisa mengurangi volume penyimpanan dari setengah hingga nyaris sepertiganya. Dengan begitu akan lebih mudah saat menyimpan di dalam almari, di bawah meja kerja atapun membawanya masuk dalam lift bagi yang tinggal di apartemen. Sistem pelipatan juga akan memudahkan saat mengangkut dengan kendaraan seperti bus, kereta api ataupun mobil. Sebagai hobi dan gaya hidup, sepeda lipat tidak hanya mengedepankan fungsinya saja, namun juga prestise dan kenyamanan.  Sejumlah produsen sepeda lipat pun banyak menyajikan sepeda lipat dengan desain yang bagus, simpel dan menarik serta menggunakan bahan terbaik, kuat, nyaman dipakai dan berbobot makin ringan. Ini menjadikan beberapa sepeda lipat berharga selangi